Home » » Cekit-Cekit Berbeda dengan Cekot-Cekot

Cekit-Cekit Berbeda dengan Cekot-Cekot

Written By laso on Sunday 7 September 2014 | 01:15









, SURABAYA – Para dokter harus memahami istilah-istlah lokal di tempatnya praktek. Hal ini merupakan satu dari banyak kompetensi yang diperlukan pada dokter dalam menghadapi persaingan bebas (AFTA) 2015.
“Misalnya, dokter harus tahu perbedaan mendasar antara kembung dengan senep, atau cekit-cekit dengan cekot-cekot yang diucapkan pasien ketika konsultasi. Ini sangat mendasar sekaligus sebagai satu di antara kompetensi yang harus dikuasai,” kata Ketua Majelis Pengembangan Pelayanan Keprofesian Ikatan Dokter Indonesia, Dr dr Pranawa SpPD-KGH, dalam Pertemuan Ilmiah Nasional (PIN) Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) XII, di Shangri-La Hotel Surabaya, Sabtu (6/9/2014).
Pada PIN inilah, lanjut Pranawa, para dokter penyakit dalam bertemu dan meningkatkan kompetensi guna menghadapi serbuan tenaga kesehatan asing 2015 mendatang.
Menurut Pranawa, para dokter Indonesia sangat siap menghadapi persaingan bebas. Selain diunggulkan dalam hal budaya, beberapa kepala daerah pun berusaha membuat proteksi dengan mengeluarkan peraturan daerah. “Untuk Jatim sendiri, saya sangat apresiatif, di mana kepala daerahnya sangat concern dengan isu AFTA di bidang kesehatan ini,” sambungnya.
Ketua Panitia PIN PB PAPDI, DR dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGH, menambahkan, 1.000 lebih dokter spesialis penyakit dalam se-Indonesia berkumpul bersama untuk menyatukan visi dalam rangka persiapan AFTA.
Menurutnya, tantangan dokter-dokter sekarang adalah membangun kepercayaan masyarakat untuk memakai jasa para dokter lokal ketimbang pergi berobat ke luar negeri. “Dokter sekarang memang harus ekstra kerja keras, tidak hanya mengobati pasien tapi juga membangun kepercayaan masyarakat,” tandasnya.
Terpisah, Wakil Gurbernur Jatim Saifullah Yusuf menuturkan, sekitar Rp 2 triliun mengalir dari Jatim ke luar negeri dalam hal kesehatan. Hal ini harus dimanfaatkan para stakeholder di bidang kesehatan agar uang masyarakat Jatim untuk kesehatan tetap mengalir di Jatim atau di daerah lain di Indonesia.
“Kami mendukung penuh kemandirian dan peningkatan kompetensi dalam bidang kesehatan, khususnya di Jatim. Kami sedang menyusun regulasi untuk memproteksi tidak hanya dokter-dokter lokal tapi juga bidang kesehatan secara umum. Ini kami lakukan untuk kemajuan bidang kesehatan Indonesia, tinggal para stakeholder di bidang ini memanfaatkannya secara maksimal nantiya,” tukas pria yang biasa disapa Gus Ipul ini.




Source from: surabaya[dot]tribunews[dot]com
Bagikan Berita :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Lensa Berita - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger