Berita Terbaru

Jaga Brand Dengan Hidupkan Komunitas Suporter

Written By laso on Thursday 25 September 2014 | 16:00









, MALANG - Pembatasan beriklan dan promosi membuat produsen rokok harus pandai-pandai bersiasat. Kreativitas tinggi dibutuhkan agar brand miliknya tetap terjaga tanpa terjerat hukum. Djarum Super punya jurus jitu untuk menjaga brand miliknya tetap eksis di Malang Raya. Caranya sederhana. Menggandeng kelompok pecinta bola, terutama liga-liga Eropa. Mereka rutin menggelar acara nonton bareng.Saat ini sudah ada 11 komunitas fans club Eropa yang menjadi member Djarum. Berbeda dengan  nobar umumnya, nobar ala Djarum Super ini dikemas dengan mengikuti model liga.  Dua pendukung klub yang bertanding saling dipertemukan dengan model home and away. Budaya nobar menjadi lebih hidup.  Para fans club mendapat keuntungan, bisa lebih akrab den guyub. Sedang Djarum Super yang menfasilitasi nobar mendapat keuntungan, menguatkan brand.Tentu saja, rokok asal Kudus ini tidak menampilkan merek Djarum Super-nya. Itu beresiko melanggar ketentuan promosi.  Mereka mengandalkan brand Super Soccer sebagai gantinya. Tiap pertandingan yang mempertemukan tim-tim besar di Liga Inggris, Italia, Spanyol, atau Liga Champions, Super Soccer selalu memfasilitasi mereka.Minggu (22/9/2014) malam lalu misalnya, mereka menggelar nobar  di Aula Kampus STIKI Malang. Nobar mempertemukan fans club Manchester City dan Chelsea. Puluhan suporter dari Man City Fans Club Malang dan Chelsea Malang, menikmati bersama pertandingan melalu layar raksasa. Spanduk-spanduk menyemarakkan ruangan.  Ada spanduk milik kedua fans club. Yang lebih mencolok adalah spanduk brand Super Soccer. Tidak ada tulisan atau brand Djarum di sana. Ini memang sengaja dihindari karena aturan sponsor melarang menampilkan merek dan produk rokok. Shandy Primadian, Person In Charge (PIC) Super Soccer mengatakan, dalam program nobar ini pihaknya hanya menjadi  fasilitator. ”Biasanya pihak fans club yang menghubungi kami untuk nobar, kami hanya menyediakan fasilitasnya saja,” kata Shandy. Fans club yang bersangkutan lalu bekerja sama mencari tempat nobarnya. Sementara Super Soccer memfasilitasi televisi, sound system dan layar raksasa.Berlaku tiket masuk. Tapi menurut Shandy, pihak Super Soccer tidak ikut cawe-cawe mengurusinya. Tiket berikut hasil dan pembagiannya diserahkan pada kedua fans club.  ”Mereka biasanya menggunakan hasil penjualan tiket untuk kas masing-masing. Kadang hasil tukar mereka tukar air minum kemasan dan sisanya untuk kas mereka. Tergantung permintaan fans club,” kata Shandy.Lalu siapa yang jadi panitia? “Ini ikut model home away liga,” kata Shandy. Tim yang menjadi tuan rumah, fans club bersangkutan yang menjadi panitia nobarnya. Pendukung tim tamu bertindak sebagai tamu pula.Meski hanya menampilkan brand Super Soccer,  masyarakat umum, terutama para pecinta bola sudah cukup mafhum. Bagi Djarum sendiri, ingat Super Soccer sama dengan ingat Djarum Super. Maklum jauh sebelumnya brand itu punya nama lengkap Djarum Super Soccer. Brand itu banyak mensponsori tayangan langsung liga-liga sepak bola di televisi, baik liga nasional mapun dunia. Embel-embel Djarum, sekarang dihilangkan. Merk rokok itu ‘disembunyikan’  agar tidak terbentur perundangan. Tapi ciri Djarum tetap dipertahankan, yaitu  warna merah dengan paduan garis hitam.Selain menghidupkan nobar, Super Soccer juga menjaga brand dengan merawat hubungan baik dengan para fans club dengan bermain futsal bersama. Biasanya tim futsal Super Soccer menggelar uji coba atau latihan bersama fans club. Pihak Super Soccer yang memfasilitasi dengan menyediakan lapangan futsal dan kebutuhan selama uji coba.”Terkadang beberapa fans club main futsal bareng, sehingga komunikasi kami tetap terjaga dengan mereka,” kata Shandy. Berbeda dengan Djarum Super yang sudah melekat dengan brand Super Soccer, untuk produk rokok merk MLD, manajemen Djarum Kudus lebih memilih komunitas pecinta musik untuk menjaga brand.  Di Malang mereka pertunjukan dengan label MLD, dengan embel-embel kata-kata; Music, Leasure, dan Dance. Sebuah pentas paduan musik dan seni. (ook)




Source from: surabaya[dot]tribunews[dot]com

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kecelakaan di Tol Dupak Surabaya




Polisi Masih Selidiki Penyebab Kecelakaan di Tol Dupak Surabaya
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kecelakaan di Tol Dupak Surabaya






, SURABAYA – Hingga saat ini, pihak Polres Pelabuhan Tanjung Perak masih menyelidiki penyebab kecelakaan yang terjadi di Tol Dupak, Surabaya, Kamis (25/9/2014).
"Benar ada laka di Tol Dupak. Data dan kronologisnya belum lengkap, saya masih di lapangan ini," sebut Kanit Lakalantas Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Toni Hermawan kepada , Kamis (25/9/2014).
Sebelumnya, terjadi kecelakaan yang melibatkan Lyn SatlinLamil Nodis AL 8503-03 dengan Trailer Nopol L 8068 SM, sekitar pukul 06.15 WIB.
Informasi yang diperoleh sementara, kecelakaan bermula saat truk Satlinlamil melaju dari tol Waru menuju Perak dengan kecepatan tinggi.
Saat berada di KM3-400, tepatnya tol Dupak, truk tersebut mendahului dari sebelah kiri (bahu jalan).
Ternyata, di lokasi tersebut ada truk trailer yang sedang parkir sejak tadi malam dikarenakan perbaikan roda kiri.
Truk yang berpenumpang 11 orang itu pun tidak bisa mengerem, dan menabrak truk.
Dua korban meninggal di lokasi kecelakaan, sedangkan sembilan penumpang lain dilarikan ke RS Soepomo Lantamal-V Surabaya.
Namun, empat penumpang kemudian meninggal dunia di RS Soepomo.





Penulis: Fatkhul Alami

Editor: Titis Jati Permata






Tweet

Source from: surabaya[dot]tribunews[dot]com

Regulasi Baru, Konten Iklan Rokok Pun Dirubah




Regulasi Baru, Konten Iklan Rokok Pun Dirubah
Regulasi Baru, Konten Iklan Rokok Pun Dirubah






, SURABAYA - Bentoel Group yang terdiri dari PT Bentoel Internasional Investama Tbk dan anak perusahaannya adalah anggota British American Tobacco (BAT) Group, perusahaan rokok terbesar kedua di dunia dengan pangsa pasar global, serta memiliki brand yang dijual di lebih dari 180 pasar. Kini, Bentoel Group merupakan produsen rokok terbesar ke-4 di Indonesia dengan pangsa pasar sekitar 7 persen.Sejak 2010, Bentoel Group telah berinvestasi di Indonesia senilai lebih dari Rp 20 triliun. Perusahaan tersebut memproduksi dan memasarkan beragam produk di segmen kretek buatan mesin, kretek buatan tangan dan rokok putih.Portofolio yang dimiliki perusahaan meliputi brand lokal seperti Club Mild, Star Mild, UnO Mild, NeO Mild, Sejati, Tali Jagat Raya, Bintang Buana Raya, Tali Jagat Filter, Bintang Buana Filter dan Bentoel Biru, serta brand yang dijual secara global seperti Dunhill, Lucky Strike dan Pall Mall.  Pada tahun 2012 Bentoel Group juga menyajikan rokok kretek New Dunhill Fine Cut Mild yang merupakan rokok kretek pertama yang diproduksi oleh anggota British American Tobacco Penuturan senada disampaikan PT HM Sampoerna, raksasa rokok yang bermarkas di Surabaya. “Langkah ini (menutup pabrik dan PHK) kami ambil untuk menyelamatkan seluruh mata rantai operasional SKT Sampoerna. Lebih penting lagi menyelamatkan nasib 33.500 karyawan Sampoerna yang bekerja di lima pabrik tersisa. Mereka tidak kehilangan motivasi kerja,” kata Maharani Subandhi, Corporate Secretary Sampoerna.
Source from: surabaya[dot]tribunews[dot]com

2015, Nilai Cukai Semakin Menggencet Industri Rokok




2015, Nilai Cukai Semakin Menggencet Industri Rokok
2015, Nilai Cukai Semakin Menggencet Industri Rokok






, SURABAYA - Dampak turunnya produksi memang belum dirasakan. Tapi dampak berupa peningkatan biaya yang mereka rasakan.  “Langkah-langkah yang kami ambil untuk memenuhi persyaratan baru-baru ini berdampak pada biaya yang besar untuk industri,” kata Jason. Lagi-lagi ia tidak mau merinci biaya, yang menurutnya hanya akan dibuka saat rapat umum pemegang saham (RUPS).Lonjakan biaya paling tinggi terjadi pada  biaya iklan dan promosi. “Ini memang bukan satu-satunya penyebab (PHK). Sebelumnya kami sudah tertekan dengan tingginya biaya-biaya untuk bahan baku tembakau dan cengkeh, kenaikan biaya upah, inflasi, dan devaluasi mata uang rupiah, serta tambahan cukai daerah,” terangnya.Satu lagi, faktor yang melatari kebijakan PHK dilakukan adalah kondisi tahun 2015, yang disebut-sebut bisa menjadi badai bagi dunia industri rokok. Kenapa? karena tahun 2015, cukai rokok diperkirakan akan naik. Saat ini rencana kenaikan sudah dalam proses pembahasan pemerintah. Jika efisiensi tidak dilakukan, sangat mungkin  pabrik rokok gulung tikar.“Konsolidasi pabrik yang kami lakukan beberapa waktu lalu adalah salah satu upaya efisiensi karena sebagian dari sukses operasional kami tergantung pada alokasi SDM yang tepat. Dalam beberapa keadaan, hal ini berarti mempekerjakan lebih banyak orang. Tetapi di beberapa kasus, hal ini berarti mengurangi jumlah SDM,” lanjutnya.Bagi Jason, keberlangsungan industri sangat penting. Saat ini Bentoel Group mengklaim telah mempekerjakan lebih dari 6 juta karyawan. Apalagi kontribusi yang diberikan untuk negara melalu cukai juga cukup besar. Tahun ini misalnya, Bentoel memproyeksikan pemasukan pajak cukai hingga senilai Rp 111 miliar.“Karena itu kami berharap peraturan baru yang diciptakan dapat menguntungkan semua pemangku kepentingan dengan mengambil pertimbangan kesehatan publik tanpa mengabaikan signifikansi dari keberlanjutan industri tembakau. Kami sangat mengerti upaya untuk mengurangi risiko terhadap masyarakat.  Namun akan disayangkan apabila peraturan  justru menjadi cikal bakal permasalahan lain, yang tidak dipertimbangkan dengan seksama. Namun sebagai perusahaan yang bertanggung jawab, kami akan mematuhi hukum yang berlaku,” imbuhnya. (ben/idl/day)




Source from: surabaya[dot]tribunews[dot]com
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Lensa Berita - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger