Hakim Agung Djoko Sarwoko di Mata Penggiat Antikorupsi

Hakim Agung Djoko Sarwoko di Mata Penggiat Antikorupsi

hakim agung djoko sarwoko resmi meninggalkan jubahnya pada awal januari 2013 lalu. di mata aktivis indonesia corruption watch (icw) emerson yuntho, djoko sarwoko terkenal sebagai pembasmi koruptor.hal ini dituangkan dalam biografi 'toga 3 warna' halaman 320 seperti dikutip detikcom, senin (28/1/2013). buku edisi terbatas ini dicetak oleh pustaka dunia dengan ketua tim penulis sekretaris ma nurhadi, sebagai salah satu tanda mata purnatugas djoko sarwoko."saya sungguh mengapresiasi kinerja djoko sebagai hakim agung dan ketua muda pidana khusus. perannya sangat signifikan dalam pemberantasan korupsi," tutur emerson dalam buku tersebut.emerson pun mengenang saat icw dan ma sedang mengawal proses seleksi hakim ad hoc tipikor. kala itu, ma hanya mengambil 4 orang sebagai hakim ad hocdari 400 pendaftar. padahal ma kala itu membutuhkan 80 hakim ad hoc untuk ditempatkan di seluruh indonesia."ini menunjukkan pansel tidak segan-segan dalam memotong calon yang tidak cukup memadai," sambung emerson. saat itu pansel dipimpin oleh djoko sarwoko.selain semangat anti korupsi, emerson menilai djoko sarwoko sebagai sosok yang terbuka. dalam karir terakhirnya, djoko juga mengemban jabatan sebagai juru bicara ma. keterbukaan djoko, lanjut emerson, haruslah ditiru pejabat lainnya.emerson sendiri merasa haru karena djoko sarwoko harus meninggalkan korps cakra tersebut. dia berharap agar djoko masih berkenan membantu ma dalam mewujudkan dunia peradilan yang bersih."sayamg djoko harus meninggalkan ma. padahal, tindakan dan pemikiran djoko yang progresif masih sangat dibutuhkan bagi pemberantasan korupsi," harap djoko. (rvk/asp)
sumber: www.detik.com