![]() |
Takut Sang Ayah, RI Tak Mau Ungkap Pemerkosanya |
Detik kendati perbuatan cabul terhadap ri (10) sudah berlangsung lama bahkan hingga ia menderita sakit pada kemaluannya dan akhirnya meninggal, namun ia membungkam fakta siapa pemerkosanya. pelaku yang tak lain adalah ayah kandungnya sendiri yang bernama sunoto (54), membuatnya takut untuk bercerita."psikolog menyatakan pelaku orang dekat, disegani, ditakuti sehingga korban menutupi siapa pelakunya," kata kapolda metro jaya irjen pol putut eko bayuseno saat jumpa pers di mapolda metro jaya, jakarta, jumat (18/1/2013).sementara itu kapolres jakarta timur kombes pol mulyadi kaharni menyatakan bahwa tersangka tidak pernah mengancam korban setelah melakukan perbuatan cabulnya itu. menurut mulyadi, korban tidak mau mengungkap pemerkosaan terhadap dirinya pada siapa pun karena menghormati sang ayah."tersangka tidak ada mengancam korban dan psikolog katakan kenapa korban tutupi itu karena pelakunya adalah orang yang disegani, ayahnya sendiri," kata mulyadi.ditemui usai jumpa pers, kepala bagian psikolog biro sumber daya manusia (sdm) polda metro jaya akbp nurcahyo menjelaskan, prinsip-pinsip dasar perkosaan."perkosaan adalah relasi tak setara, di mana satu pihak memaksa pihak lain untuk lampiaskan hasrat seksual," kata nurcahyo.dalam kasus ri, dimana korban berusia masih di bawah umur memiliki kekhasan tersendiri. dalam kasus perkosaan dengan korbannya anak usia di bawah umur, biasanya dilakukan oleh orang-orang terdekat yang memiliki akses terhadap korban."perkosaan anak itu sesuatu yang khas karena anak ini dinamis dan berkembang, di mana pelaku memiliki akses khusus seperti orang-orang terdekat. sehingga kalau dinakali oleh orang terdekat, anak itu cenderung menutup mulut," jelas nurcahyo.sementara kondisi psikologis tersangka yang melakukan kelainan seksual secara anal seks, disebabkan faktor riwayat hidupnya terdahulu semasa remaja."pre deposisi atau faktor penguat biasanya riwayat pendidikan moral yang rapuh dan waktu remajanya banyak di jalanan kemudian pertama kali kehilangan keperjakaannya itu dengan pelacur jalanan," ujar nurcahyo.lanjut nurcahyo, perilaku tersangka yang tega memperkosa anak kandungnya sendiri dilakukan untuk 'bereksperimen'. tersangka sendiri, kata dia, tidak pernah mengalami atau menjadi korban sodomi waktu kecil."beda halnya dengan kasus babeh (pelaku sodomi anak-anak jalanan), dia ada riwayat pernah disodomi waktu kecilnya sehingga melakukannya terhadap anak laki-laki. kalau ini hanya semata-mata untuk eksperimen saja," pungkas nurcahyo.di samping itu, kondisi tingkat perekonomian rendah keluarga menjadi faktor lain yang mendorong tersangka melakukan perbuatan cabulnya terhadap anaknya. tersangka tidak memiliki uang untuk 'jajan' dengan perempuan lain sehingga melampiaskannya terhadap anaknya.kehidupan sehari-hari di mana tersangka dan korban serta keluarganya tinggal di rumah petak yang hanya berukuran ukuran 5x7 membuat hubungan keluarga tidak sehat. setiap hari, rumah tersebut dihuni 7 orang anggota keluarga di mana tidur pun berbarengan. (mei/rmd)
sumber: www.detik.com
Post a Comment