![]() |
Tergusurnya Toko Buku Andalan Mahasiswa UI |
toko buku sayidin tidak tergolong toko besar. namun, bagi sebagian alumni dan mahasiswa universitas indonesia, toko buku di pinggiran rel stasiun kereta api pondok cina, depok, itu memiliki makna tersendiri. "perannya sangat penting bagi bagi kami. tak terhitung alumni ui yang mungkin sudah jadi orang penting yang mengandalkan buku dari toko ini," kata aldo felix, anggota majelis wali amanat ui dari unsur mahasiswa, kepada kompas.com, di depok, rabu (16/1/2013) kemarin. hampir dua dekade toko tersebut hadir menyediakan buku-buku murah dan novel serta bacaan-bacaan ringan bagi mahasiswa ui. sayidin (39) mulai membuka toko di situ sejak 1993. cukup beralasan jika ia dianggap berjasa membantu proses belajar mahasiswa ui. "rata-rata mahasiswa lebih suka beli buku di sini daripada di toko buku terkenal yang harganya jauh lebih mahal. saya pikir toko ini cukup bersejarah bagi mahasiswa ui, silahkan tanya sendiri ke alumni yang mungkin sudah jadi orang-orang besar," lanjut aldo. sementara itu, sayidin menilai pt kai terlalu terburu-buru mengambil langkah penggusuran. pemilik lahan tidak memberikan kesempatan kepada para pedagang untuk memikirkan alternatif usaha lain maupun lokasi usaha baru. kesempatan berdialog pun tidak diberikan sama sekali. padahal, mereka adalah penyewa resmi di lokasi tersebut yang seharusnya mendapat apresiasi dari pemilik lahan. "kami dapat pemberitahuan lisan hanya sehari setelah masa kontrak selesai, terus, dua hari kemudian sudah digusur. kan tidak mudah mencari lokasi usaha baru," ujar sayidin. masalah lain adalah sayidin tidak menemukan alternatif lokasi yang seideal lokasi dagangnya saat ini. di lokasi saat ini, ia bisa menjaring pembeli dari kalangan mahasiswa penumpang krl maupun penumpang angkutan yang memang akan melintasi lorong tempat dia berdagang. sayidin mengaku bingung mencari lokasi berdagang baru setelah tempat usahanya digusur pt kai sebagai pemilik lahan. ia pun pusing memikirkan kehidupan ekonomi keluarga. "saya punya lima anak. enggak tahu gimana lagi harus ngasih makan mereka nantinya," keluh sayidin. ia berharap, pt kai berkenan membuka pintu dialog agar bisa mendengarkan aspirasi para pedagang. sayidin menyadari blokade terhadap perjalanan krl yang sempat dilakukan para pedagang pada selasa (14/1/2013) tergolong tindakan yang tidak tepat. namun, ia mengganggap reaksi tersebut merupakan ekspresi keputusasaan para pedagang akibat mengalami penggusuran yang tergolong tiba-tiba. "kami putus asa. bagaimana tidak kami tiba-tiba harus mendapat petaka tidak punya lokasi. kami hanya berharap pt kai memberi kami waktu," pungkas sayidin.
editor :
sumber: www.kompas.com
Post a Comment