Waduh....Dollar AS Sudah \"Ceban\" |
daya tahan bank indonesia kini mendapat ujian.
selaku otoritas moneter, bank sentral "ditantang" untuk bisa menjaga agar kurs rupiah bisa dipertahankan pada nilai rp 9.
600 per dollar as sebagaimana telah ditetapkan dalam apbn perubahan 2013.
pada hari senin (15/7), kurs tengah bi sudah menembus angka psikologsi yakni rp 10.
024 per dollar as.
pada jumat (12/7), kurs tengah bi masih berada pada angka rp 9.
980 per dollar as.
sebelumnya pada tanggal 8 september 2009, kurs tengah bi juga pernah berada di atas rp 10.
000 per dollar as.
merosotnya nilai tukar rupiah membuktikan kenaikan suku bunga acuan atau bi rate yang pada kamis (11/7) lalu dinaikkan sebesar 50 basis poin menjadi 6,5 persen, ternyata tidak cukup efektif untuk meredam pelemahan nilai tukar rupiah.
menurut leo rinaldy, ekonom pt mandiri sekuritas, sebegaimana dikutip bloomberg, salah satu faktor penyebab pelemahan rupiah akibat data perlambatan pertumbuhan ekonomi china sebesar 7,5 persen pada kuartal ii tahun 2013.
perlambatan ekonomi china dapat menurunkan tingkat permintaan ekspor indonesia dari negeri panda tersebut.
maklum, china merupakan salah satu mitra dagang indonesia yang terbesar.
"perlambatan ekonomi china akan berdampak pada perekonomian negara-negara asia tenggara dan lebih jauh lagi akan berpengaruh pada tingkat ekspor indonesia," jelas leo rinaldy.
joe rinaldy menambahkan, langkah bi menaikkan suku bunga acuan cukup efektif dalam menekan laju inflasi.
namun, "langkah bi tersebut belum berhasil menenangkan pasar karena tingginya tekanan eksternal terhadap rupiah," paparmya.
lantas, apa pengaruh pelemahan kurs rupiah ini terhadap masyarakat? dengan nilai kurs rupiah yang melemah, masyarakat terpaksa akan merogoh kocek lebih dalam karena harga barang-barang akan naik lagi terutama produk yang diimpor dari luar negeri.
sebelumnya, masyarakat juga sudah merasakan beban kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok akibat naiknya harga bahan bakar minyak (bbm).
lengkap sudah penderitaan masyarakat.
kita sudah sering mendengar keluhan masyarakat terutama ibu-ibu yang harus mengeluarkan uang lebih banyak lagi untuk membeli bahan-bahan makanan di pasar-pasar.
hampir semua jenis kebutuhan pokok masyarakat mengalami kenaikan.
kondisi ini tentu saja sangat memukul lapisan masyarakat kecil maupun masyarakat yang berpenghasilan tetap.
untuk saat ini, masyarakat tentu hanya bisa mengeluh dan atau mencari jalan keluar dengan cara hidup lebih hemat dan lebih cerdas dalam membelanjakan uangnya.
sementara, mengharapkan pemerintah bisa mengatasi laju kenaikan harga-harga barang dan jasa, juga bagaikan pungguk merindukan bulan.
aksi marah-marah presiden susilo bambang yudhoyono kepada para menteri dalam rapat terbatas sabtu pekan lalu, menandakan bahwa para menteri tidak mempunyai sense of crisis.
para menteri terkait seharusnya jauh sebelumnya sudah bisa mengantisipasi berbagai harga kebutuhan pokok dengan melakukan berbagai tindakan konkret, apalagi pada bulan ramadhan seperti sekarang permintaan bahan makanan juga cenderung meningkat.
memang, sebagian besar barang kebutuhan masyarakat tersedia di pasar tetapi harganya semakin mahal.
kini pernyataan apalagi janji-janji manis dari para pejabat publik tidak bisa lagi dijadikan sebagai pegangan oleh masyarakat.
sekarang masyarakat butuh bukti bahwa harga-harga kebutuhan sehari-hari, bisa diturunkan dan dapat dijangkau oleh mereka.
jadi, sekarang ada baiknya para elit politik menunda kegiatan politik praktis untuk sekedar pencitraan di tahun 2014.
para pejabat publik khususnya para menteri, harus fokus pada tugas utamanya yakni melayani masyarakat.
editor : bambang priyo jatmiko
berita terkait
bi: semester i, rupiah melemah 2,09 persen
bi rate naik, bantu rupiah naik pamor?
bi rate belum berpengaruh, rupiah kembali melemah
kenaikan bi rate tak mampu angkat rupiah
kondisi domestik kerek dollar as tembus rp 10.
000
topik pilihan:
tragedi tinju nabire
aplikasi ramadhan di gadget
arsenal asia tour 2013
gebrakan jokowi-basuki
motogp jerman
remisi koruptor dihapus
berita pilihan
wenger: stamina dan fisik indonesia lemah
bos cantik yahoo bagikan gelang "pengawas" untuk karyawan
skor tinggi smartphone intel ternyata "palsu"
warga di solo memilih cabai busuk karena lebih murah
anak korban mutilasi di benhil merasa telah berbakti kepada ibunya
terpopuler + indeks
1
orang singapura cepat kaya, ini rahasianya
2
chairul tanjung: saya sudah lupakan viva
3
yakuza menyerang ekonomi indonesia?
4
akhirnya merpati diputuskan dijual
5
pt di bikin pesawat untuk 3 negara asean
terbaru + indeks
waduh.
.
.
.
dollar as sudah "ceban"
puasa dan lebaran, bni siapkan dana rp 29,87 triliun
ditutup menguat, ihsg selamat dari zona merah
ini daftar perusahaan terbesar di indonesia versi fortune
danai proyek, ri dapat komitmen utang dari jepang rp 400 triliun
var ox_u = 'http://ads4.
kompasads.
com/new2/www/delivery/al.
php?zoneid=90&layerstyle=simple&align=center&valign=top&padding=0&closetime=30&padding=0&shifth=-8&shiftv=40&closebutton=t&nobg=t&noborder=t';
if (document.
context) ox_u += '&context=' + escape(document.
context);
document.
write("");
[x] close
news
ekonomi
bola
tekno
entertainment
otomotif
health
female
travel
properti
foto
video
forum
kompasiana
about
advertise with us
policy
site map
career
contact us
pedoman media siber
©2008 - 2013 pt.
kompas cyber media (kompas gramedia).
all rights reserved.
!function(d,s,id){var js,fjs=d.
getelementsbytagname(s)[0];if(!d.
getelementbyid(id)){js=d.
createelement(s);js.
id=id;js.
src="https://platform.
twitter.
com/widgets.
js";fjs.
parentnode.
insertbefore(js,fjs);}}(document,"script","twitter-wjs");
window.
___gcfg = {
lang: 'id'
};
(function() {
var po = document.
createelement('script'); po.
type = 'text/javascript'; po.
async = true;
po.
src = 'https://apis.
google.
com/js/plusone.
js';
var s = document.
getelementsbytagname('script')[0]; s.
parentnode.
insertbefore(po, s);
})();
//
jquery(document).
ready(function ($) {
$("#putartbox").
kompasartbox({
siteno : "26",
sectionid : "566",
articleid : "1040786",
nameutm : "bisniskeuangan",
nameid : "sartbox",
prevpermalink : "2013/07/15/1748497.
xml"
});
$.
ajax({
type:'get',
url:'http://api.
sharedcount.
com/?url=http://bisniskeuangan.
kompas.
com/read/2013/07/15/1748497/waduh.
dollar.
as.
sudah.
ceban.
',
datatype:'json',
beforesend: function(){
$(".
social-fb-count").
html('');
$(".
social-twitter-count").
html('');
},
success:function(result){
//console.
log(result.
facebook.
total_count);
if(result != null || result != undefined || result != '')
{
$(".
social-fb-count").
html(result.
facebook.
total_count);
$(".
social-twitter-count").
html(result.
twitter);
}
else
{
$(".
social-fb-count").
html(0);
$(".
social-twitter-count").
html(0);
}
}
});
});
$(function() {
$("a.
fn_register").
fancybox ({
'width' : 700
, 'height' : 550
, 'autoscale' : true
, 'transitionin' : 'over'
, 'transitionout' : 'over'
, 'type' : 'iframe'
, 'titleshow' : false
, 'shownavarrows' : false
});
$('a.
fn_login').
fancybox({
'autoscale': true
, 'transitionin': 'over'
, 'transitionout': 'over'
, 'type': 'iframe'
, 'width': 330
, 'height': 300
, 'titleshow' : false
, 'shownavarrows' : false
});
});
var _gaq = _gaq || [];
_gaq.
push(['a.
_setaccount', 'ua-3374285-20']);
_gaq.
push(['a.
_trackpageview']);
_gaq.
push(['a.
_trackpageloadtime']);
_gaq.
push(['b.
_setaccount', 'ua-3374285-1']);
_gaq.
push(['b.
_trackpageview']);
_gaq.
push(['b.
_trackpageloadtime']);
_gaq.
push(['d.
_setaccount', 'ua-9341640-16']);
_gaq.
push(['d.
_setdomainname', 'auto']);
_gaq.
push(['d.
_setallowlinker', true]);
_gaq.
push(['d.
_trackpageview']);
_gaq.
push(['d.
_trackpageloadtime']);
_gaq.
push(['c.
_setaccount', 'ua-3374285-9']);
_gaq.
push(['c.
_trackpageview']);
_gaq.
push(['c.
_trackpageloadtime']);
(function() {
var ga = document.
createelement('script'); ga.
type = 'text/javascript'; ga.
async = true;
ga.
src = ('https:' == document.
location.
protocol ? 'https://ssl' : 'http://www') + '.
google-analytics.
com/ga.
js';
var s = document.
getelementsbytagname('script')[0]; s.
parentnode.
insertbefore(ga, s);
})();
sumber: www[dot]kompas[dot]com
Post a Comment