Fondasi Tangguh Adopsi Keunikan Sarang Laba-Laba

Fondasi Tangguh Adopsi Keunikan Sarang Laba-Laba

, SURABAYA - Kondisi tanah yang tidak stabil di sebagian daerah Surabaya Barat dan tanah lembek di sebagian wilayah Surabaya Timur memerlukan konstruksi fondasi yang ramah akan kondisi alam.
Berangkat dari kondisi tanah semacam itu, Ryantori dengan mantap menawarkan Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL).
KSLL adalah sistem fondasi pertama dan satu-satunya di dunia yang terbukti telah menyelamatkan bangunan-bangunan yang didukungnya pada gempa berkekuatan 9,1 SR dengan ratio keberhasdilan 100 persen.
KSLL mampu memaksa tanah supaya berfungsi sebagai struktur, tetapi massa tanahnya tidak menjadi beban dari struktur.
Konstruksi yang ditemukan bersama almarhum Soetjipto itu sampai saat ini sudah mendapat delapan penghargaan dari MURI.
Untuk tanah yang sering disebut orang dengan istilah bergerak, KSLL menjadi penting.
Itu terbukti dengan bangunan yang menggunakan KSLL tetap berdiri kokoh ketika tsunami melanda Aceh dan ketika gempa di Padang menghancurkan banyak bangunan.
"KSLL saya temukan bersama almarhum Pak Cip yang aktif di PDIP. Kami melihat kondisi bangunan di Surabaya Timur yang retak-retak karena fondasinya rusak pada 1975. Sejak itu kami mencari cara untuk mendapatkan fondasi yang cocok untuk kondisi tanah di Indonesia yang rawan gempa," kata Ryantori dalam Seminar Nasional Green Building dan Green Energy di Gedung Bank Indonesia, Jalan Garuda 1, Kamis (18/9/2014).
Hingga saat ini ratusan gedung bertingkat menggunakan KSLL.
Setiap kali, Ryantori mencari cara agar KSLL menjadi lebih tangguh dan dapat dinikmati oleh masyarakat. Rumah susun di Jalan Urip Sumoharjo adalah salah satunya.
"Ketika akan membangun rumah susun itu, warga sudah khawatir tiang pancangnya akan membuat dinding dan kaca rumah warga rusak. Saya yang saat itu membangun rumah susun itu meyakinkan bahwa dengan KSLL pemasangan fondasi tidak akan membuat bangunan sekitarnya rusak. Itu terbukti dan rumah susun dengan KSLL pun dapat dinikmati hingga sekarang," kata Priyo Darmawan, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pemprov Jatim.






Source from: surabaya[dot]tribunews[dot]com