, SURABAYA - Menjelang keberangkatan haji, ayah meninggal. Tapi, ibu harus tetap berangkat meski dengan perasaan berduka. Ibu baru terhibur ketika tiba di Makkah. Di Tanah Suci, ia bertemu seorang pembimbing yang mau menerima amanahnya. Menjadi badal haji bagi suami yang telah berpulang.Kisah duka berbalut kegembiraan itu mengalir dari cerita Tri Cahyono, warga Desa Bendungan, Kecamatan Gondang, Tulungagung. Sang ayah, Mahmud Abdul Somad, tidak kesampaian pergi ke Tanah Suci. Tokoh agama itu meninggal justru menjelang musim haji. Namun, duka terbalut kegembiraan ketika keluarga itu menemukan orang yang bersedia menjadi badal (pengganti) haji bagi ayahnya.Peristiwa itu terjadi 13 tahun silam. Tapi, memori yang lama terpendam itu muncul kembali, tatkala banyak orang membicarakan layanan haji badal, yakni praktik ibadah haji yang pelaksanaannya dikerjakan oleh badal atau orang sebagai pengganti (wakil).
Berita
Source from: surabaya[dot]tribunews[dot]com
Post a Comment