Ipda Yosephine Phuliza Torong : Harus Pintar Bagi Waktu |
, SURABAYA - Profesi sebagai polisi sudah mantap jadi pilihan Ipda Yosphine Phuliza Torong.Perempuan asal Binjai Sumatera Utara (Sumut) ini cukup menikmati pekerjaan sebagai abdi pengaman bagi masyarakat yang sudah dijalani dalam satu tahun terakhir ini. Torong dilahirkan di Binjai, Sumut 18 Desember 1989 ini masuk sebagai polisi wanita (Polwan), sejak 2009 lalu. Dia berhasil masuk Akademi Kepolisian (Akpol) setelah melewati beberapa rangkaian tes yang cukup ketat. Proses belajar di Akpol pun dilalui secara baik dan lulus pada 2012. Setelah rampung, wanita berambut lurus ini memiliki kesempatan belajar PTIK dan selesai pada 2013.“Setelah lulus PTIK, saya langsung dinas sebagai polisi. Saya pertama kali dinas di Polsek Kuta Denpasar, Bali,” kata Torong dengan ramah.Di Polsek Kuta, Torong tidak lama. Ia pindah ke Polrestabes Surabaya dan menempati posisi sebagai Paur II Humas. Di Humas, dia ternyata beberapa bulan saja karena harus pindah posisi lainnya. “Saya sekarang pegang Kasubnit 1 Dikyasa Polrestabes Surabaya,” sebut Torong.Selama satu tahun jadi polisi, Torong mengaku cukup menikmati profesinya. Meski waktunya harus lebih banyak tercurah ke pekerjaan dibanding keluarga, Torong tidak mempermasalahkan. Perempuan yang sudah menikah pada 2013 ini harus pintar-pintar membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga.“Sudah risiko jadi polsi, kalau banyak meninggalkan keluarga. Tidak apa-apa,” ucapnya sambil tersenyum.Wanita yang hobi memancing dan makan ini beralasan, memilih jadi polisi itu bisa mengabdi kepada nusa dan bangsa. Kemudian, juga bisa menyenangkan orangtua. “Paling indah jadi polisi, jika bisa membantu kepada masyarakat,” tutur Torong.
Source from: surabaya[dot]tribunews[dot]com
Post a Comment