, NEW YORK - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Rabu pagi menghadiri Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di Markas Besar PBB New York yang merupakan agenda tahunan organisasi internasional itu. Presiden Yudhoyono menghadiri sesi pembukaan sidang umum di General Assembly Hall pukul 09.00 waktu New York yang dilakukan oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan dipimpin oleh Sam Kahamba Kutesa sebagai Presiden General Assembly yang sehari-hari menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Uganda. Sekjen PBB dalam sambutannya mengatakan pertemuan kali ini merupakan salah satu yang istimewa karena menggunakan ruangan General Assembly yang baru saja direnovasi dan siap digunakan untuk memenuhi kebutuhan persidangan sesuai dengan perkembangan teknologi. Pada bagian lain pidatonya, Ban Ki-moon juga mengatakan kerja sama dan peran dari semua negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa sangat diperlukan untuk mengatasi sejumlah permasalahan global baik di bidang kesehatan, kesejahteraan, pendidikan dan juga keamanan. Ban Ki-moon menegaskan kerja sama yang semakin meningkat di tataran global akan membantu penyelesaian masalah bersama yang dihadapi oleh semua negara. Sesi debat pada Sidang Umum yang ke 69 tahun ini, diawali dengan pidato dari Presiden Brasil Dilma Roussef dan kemudian diikuti oleh kepala negara-kepala negara lainnya. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijuga dijadwalkan menyampaikan pandangannya pada sesi debat tersebut. Sebelumnya Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan pidato Presiden dalam sesi debat Sidang Umum PBB yang berlangsung pada Rabu (24/9/2014) pagi waktu New York atau malam waktu Jakarta. Menlu Marty mengatakan Presiden akan menyampaikan sejumlah pandangan mengenai isu internasional yang kini tengah hangat menjadi pembahasan secara internasional. "Beberapa hari ke depan ada 125-150 kepala negara membahas masalah internasional hingga masalaah pembangunan. Dan Indonesia apapun masalah (internasional yang menjadi pembahasan-red) di bawah kepemimpinan Presiden Yudhoyono bukan hanya berperan tapi juga menjadi pelopor menyelesaikannya. Saya kira hal itu patut direflesikan, tetapi juga hal lain yang perlu diingatkan bahwa pekerjaan besar banyak di hadapan kita," kata Marty.
Source from: surabaya[dot]tribunews[dot]com
Post a Comment