![]() |
Di Ekspor Hingga Madagaskar |
, MALANG – Kit Diagnostik (rapid test autoimmune) GAD 65, produk pendeteksi penyakit diabet temuan empat peneliti dari Universitas Brawijaya, kini telah melanglang buana hingga ke Madagaskar.
Sosok dibalik temuan alat tersebut, Prof Dr Aulanniam drh DES, bercerita produk itu ternyata sangat laris dipasaran. Sejak diluncurkan, Rabu (26/2/2014), alat yang bentuknya mirip tester kehamilan ini sudah diproduksi ribuan buah.“Yang menggunakannya tidak hanya para dokter di Malang. Dokter-dokter dari Jakarta, Surabaya sudah menggunakan, bahkan alat ini sudah sampai Madagaskar, lho,” kata Aulanniam pada beberapa waktu lalu.Ia memaparkan, Madagaskar merupakan Negara terjauh tempat pemesan Kit Diagnostik GAD 65. Sebelum Madagaskar, alat ini juga dipergunakan para dokter dari negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, ataupun Thailand. “Pesanannya Madagaskar disampaikan bulan lalu (Juli),” tambahnya.Kendati sudah diekspor ke negara lain, alat ini belum diproduksi besar-besaran. Alat ini masih diproduksi di Laboratorium Biosains, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan UB dengan skala produksi yang kecil. Pembelinya pun masih terbatas karena alat ini masih dilabeli Research Only sehingga tak bisa dijual bebas di pasaran.Aulanniam mengatakan, lab ini hanya mampu memproduksi sebanyak 400 buah tiap bulan, menggunakan mesin produksi asal Jerman. “Rencananya alat ini akan diproduksi massal oleh PT Biofarma tetapi tak bisa segera karena ada beberapa prosedur yang harus dilalui,” katanya.Prosedur itu meliputi penyiapan tempat dan alat produksi. Setelah itu perusahaan di bidang obat-obatan ini juga harus mendapatkan sertifikasi layak produksi oleh badan kesehatan dunia, WHO, sebelum bisa memproduksi KIT Diagnostik GAD 65 secara besar-besaran. Proses ini diperkirakan memakan waktu lebih dari satu tahun.Walau demikian, Aulanniam tak kecewa. Selain laku dipasaran, KIT Diagnosti GAD 65 juga mendapat banyak apresiasi dari masyarakat dan Pemerintah. Salah satunya adalah masuk ke dalam 16 karya inovator unggulan Indonesia versi Kementerian Riset dan Teknologi.Penganugerahan tersebut dilakukan oleh Menteri Riset dan Teknologi Republik (Menristek), Gusti Muhammad Hatta pada Aulanniam yang merupakan inisiator dari produk pendeteksi penyakit diabet tersebut, di Jakarta, Senin (11/8/2014)."Penganugerahan ini bukan semata-semata saya yang melakukan sendiri. Namun penelitian ini merupakan kerja tim laboratorium biosains, FMIPA, kedokteran hewan dan Universitas Brawijaya sendiri," katanya.
Source from: surabaya[dot]tribunews[dot]com
Post a Comment