Hanyut di Jagat Saintek |
Oleh : Esti Apriani Pendidik di SD Al Muslim, Waru, Sidoarjo
BERAWAL dari ide mantan Presiden RI Prof Dr BJ Habibie tahun 1984 yang saat itu menjabat Menteri Riset dan Teknologi, lahirlah Pusat Peragaan Iptek atau PP Iptek, di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Di lahan 40.000 m2 PP–Iptek diharapkan sebagai sumber belajar iptek non formal bagi masyarakat.
Sebagai science center PP-Iptek bisa dijadikan alternatif hiburan. Pengunjung diberi kebebasan, melihat, menyentuh, memegang, mencoba dan memainkan 400 alat peraga yang ada. Tak pelak hal itu mendorong tumbuhnya pemikiran tentang apa, mengapa dan bagaimana iptek digali dan dimanfaatkan bagi kehidupan.
Gedung PP-Iptek terdiri dari tiga lantai dan terbagi dalam 18 wahana, mulai dari wahana listrik dan magnet, getaran dan gelombang, mekanika, peneliti cilik, robot, transportasi udara, matematika, telekomunikasi, hingga taman jurassic.
Beberapa wahana memang menyajikan sesuatu yang menarik, seperti wahana matematika. Di wahana ini ada beberapa alat peraga hands-on interaktif mengenai prinsip dasar matematika sebagai ratu ilmu pengetahuan. Wahana ini terbagi menjadi klaster geometri, angka dan konsep hitung.
Contoh alat peraganya adalah phytagoras, peluang, penjumlahan spool, jam pasir dan sebagainya. Di wahana ini juga terdapat sepeda poligon. Sepeda ini rodanya tidak seperti sepeda yang melaju di jalanan dengan bentuk roda berbentuk lingkaran. Pada sepeda poligon ini pengunjung diberi kesempatan mengendarai sepeda dengan lintasan berbentuk gelombang namun dapat melaju dengan aman dan lancar.
Di wahana getaran pengunjung bisa belajar prinsip-prinsip dasar getaran dan gelombang maupun teknologi dan peristiwa alam yang berkaitan dengan getaran dan gelombang. Wahana ini dibagi tiga klaster, yaitu bunyi, getaran dan tsunami.
Klaster bunyi menyajikan alat peraga yang berhubungan dengan bunyi seperti tabung gosip, efek doppler, kotak suara dan sebagainya. Klaster getaran menyajikan pengetahuan dasar tentang getaran dan gelombang hingga aplikasi teknologinya.
Di klater tsunami menyajikan alat peraga gempa, ombak dan tsunami, mempelajari proses terjadinya ombak dan tsunami hingga aplikasi terkait. Di klaster ini terdapat alat peraga simulasi gempa dan pengunjung bisa merasakan langsung efek gempa dengan beberapa variasi kekuatan berdasarkan skala MMI.
Begitu simulasi dimulai, efek suara teriakan muncul. Awalnya berupa guncangan lema dan semakin lama semakin keras. Saat guncangan semakin keras perabot rumah tangga berdentuman dan menimbulkan suara gaduh, sehingga pengunjung benar-benar merasakan sensasi gempa bumi. Menarik bukan...
Source from: surabaya[dot]tribunews[dot]com
Post a Comment