Home » » Pawai Budaya Pemkot Malang Tuai Kritik

Pawai Budaya Pemkot Malang Tuai Kritik

Written By laso on Sunday, 31 August 2014 | 02:00




Pawai Budaya Pemkot Malang Tuai Kritik
Pawai Budaya Pemkot Malang Tuai Kritik






, MALANG - Pawai Budaya Pemkot Malang untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-69, Sabtu (30/8/2014), menuai kritik karena kemacetan akibat kegiatan pawai ini bersamaan dengan kegiatan serupa di tempat lain.Pantauan , kemacetan di Kota Malang berlangsung mulai seputaran Balai Kota Malang, yang menjadi titik kumpul dari ratusan kelompok pawai yang bertajuk Festival Kirab Budaya Pawai Pembangunan dan Pendidikan, hingga Jalan Mondoroko dan Jalan Raya Karanglo.Kemacetan ini juga semakin diperparah dengan adanya kegiatan gerak jalan memperingati HUT RI ke-69 di sekitar wilayah Lawang. Tak heran, jika kemudian sejumlah pengendara dari Surabaya menuju Kota Malang dan Kota Batu mengeluhkan kemacetan tersebut lewat media social.“Dari rampal sampe kota lama macet cet…ENJOY!” tulis akun @_sandynata.Begitu juga dengan David Antoni yang memiliki akun twitter ‏@da_vi_to  4h. Ia mentautkan tweet pada @infomalang, lalu menuliskan kabar “Macet dimana", dari lawang-singosari-blimbing-malang kota. Kirab Budaya mulai dari jam 9.”Rachmad (43), warga Surabaya yang hendak berlibur ke Kota Batu juga menceritakan hal serupa saat bertemu di Stasiun Kereta Api, Kota Malang. Ia mengatakan selalu bertemu dengan kemacetan sepanjang perjalanannya.“Saya ini maunya ke Batu tadi tetapi karena di Lawang macet akhirnya saya mutar melintasi Kota Malang. Eh, ternyata di sini kena macet juga,” akunya.Pengamat Budaya Malang, Dwi Cahyono juga melontarkan kritik atas kegiatan ini, terutama untuk pawai budaya di Kota Malang. Selain membuahkan macet, pawai tersebut dipandangnya terlalu mengeksplor kebudayaan lain, sementara kebudayaan Malang sedikit terangkat.“Harusnya yang ditampilkan sesuatu yang khas dan unik di dari Malang, itu ada di Topeng Malang," kata Dwi Cahyono saat berbincang kepada di sela kegiatan tersebut.Dwi berpandangan, pawai sebaiknya tidak hanya memancing kedatangan warga sekitar Malang, tetapi juga untuk menarik minat para turis asing untuk datang ke kota ini. Konsep kegiatan seperti ini menarik diterapkan karena bisa menambah pendapatan Kota Malang dari kegiatan pariwisata.Tak hanya itu saja, Pawai Budaya, menurutnya, juga memakan biaya yang besar. Ia memperkirakan sebuah kelompok pawai akan menghabiskan uang lebih dari Rp 10 juta hanya untuk sekadar berdandan unik.“Tiga tahun lalu saya pernah gelar Festival Topeng Malangan dan hasilnya bagus, karena disetiap Kelurahan mempunyai ciri khas topengnya. Ini yang bagus untuk di eksplore," urainya.




Source from: surabaya[dot]tribunews[dot]com
Bagikan Berita :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Lensa Berita - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger