![]() |
Rekom Pakar Buat Petinggi Malang Raya |
, MALANG - Pakar transportasi Universitas Brawijaya (UB), Harnen Sulistio menegaskan, tiga kepala daerah di Malang Raya harus duduk satu meja untuk merumuskan solusi bersama. Baik solusi jangka panjang maupun jangka pendek. “Sebenarnya sudah sangat terlambat. Lalu lintas di Singosari-Lawang sudah terlalu macet dan belum ada jalan alternatif,” ucap Harnen, Selasa (26/8/2014).Untuk solusi jangka panjang, kata Harnen, tiga kepala daerah harus bersama-sama menyusun route map Malang Raya ke depan. Targetnya jelas, membuat sistem transportasi Malang Raya yang komprehensif. Misalnya, jika harus ada sistem bus rapid transit harus melintasi ketiga wilayah.Sistem transpotasi itu juga mencakup manfaat keberadaan Bandara Abdulrachman Saleh. Lokasi bandara itu memang di Kabupaten Malang, namun semua wilayah harus menerima manfaat langsung. “Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kota Batu, masing-masing diuntungkan dengan keberadaan bandara,” katanya. Sedang untuk solusi jangka pendek kemacetan Singosari-Lawang, Harnen merekomendasikan sejumlah cara. Pertama, membuat jalan layang mulai sebelum perlintasan kereta api Singosari, hingga U turn setelah Pasar Singosari. Jalan layang ini untuk memisahkan antara kendaraan lokal Singosari dan kendaraan yang menuju Surabaya. Selama ini, kemacetan di sekitar pasar Singosari terjadi karena pertemuan kendaraan lokal dan kendaraan yang menuju Surabaya. “Kendaraan lokal dan kendaraan yang melintas bertemu di jalan yang sama. Akibatnya terjadi kesemrawutan. Seharusnya keduanya dipisahkan dan jangan sampai bertemu,” tambah Harnen.Kedua, melakukan rekayasa keberadaan Pasar Singosari dan Pasar Lawang. Menurut Harnen keberadaan Pasar Singosari dan Pasar Lawang yang berada di tepi jalan raya, tidak tepat untuk penataan kota yang membutuhkan kelancaran lalu lintas. Apalagi tidak ada kaitan antara kelangsungan pasar dan lalu lintas. “Akses pasar seharusnya dibuat masuk, menjauhi akses jalan utama agar tidak memicu kemacetan. Dasar pemikirannya dulu apa kira-kira? Bagaimana pasar dibuat berdampingan dengan jalan utama?” sindirnya. Harus dilakukan rekayasa di dua pasar itu. Caranya dengan membalik muka pasar. Pasar harus membelakangi jalan dan dibatasi dengan tembok.Tujuannya mencegah interaksi antara pedagang di pasar dengan pengguna jalan. Selama ini banyak pedagang nakal yang berusaha memberi layanan kepada pengguna jalan yang hendak berbelanja. Para pedagang yang mendatangi, sehingga pengendara tidak turun kendaraan. Akibatnya terjadi penumpukan kendaraan. Solusi jangka panjang, kedua pasar itu harus direkolasi. Ketiga, solusi paling besar, dengan mempercepat pembangunan jalan tol Malang-Pandaan. Pembangunan jalan tol ini sudah lama diusulkan. Tahun 2009 tol itu pernah ditenderkan dan dimenangkan oleh Medco.Namun, karena ada peristiwa lumpur Lapindo, proyek itu ditunda dan tidak ada kejelasan hingga saat ini. Tol dianggap solusi paling tepat, untuk memecah lalu lintas yang keluar masuk Malang dari utara. “Tol ini akan menguntungkan semua wilayah di Malang Raya. Secara ekonomi akan mempercepat perkembangan,” ungkapnya. (day)
Source from: surabaya[dot]tribunews[dot]com
Post a Comment