Home » » 30 KK Warga Ponorogo Terancam Retakan Tanah yang Makin Membesar

30 KK Warga Ponorogo Terancam Retakan Tanah yang Makin Membesar

Written By laso on Sunday, 21 September 2014 | 19:00




30 KK Warga Ponorogo Terancam Retakan Tanah yang Makin Membesar
30 KK Warga Ponorogo Terancam Retakan Tanah yang Makin Membesar






, PONOROGO - Ratusan warga yang tinggal bersama 30 Kepala Keluarga (KK) warga RT 06, RW 02, Dusun Kleco, Desa/Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorgo semakin resah dan cemas. Ini menyusul, kondisi bukit dan lereng Gunung Tumpak Watu yang berada di kondisi 200 meter Diatas Permukaan Laut (DPL) mulai retak-retak dan terus membesar sejak 4 hari terakhir.
Warga ketakukan jika kondisi ini dibiarkan Pemkab Ponorogo bakal menjadi longsor yang mengancam nyawa dan bangunan rumah dari 30 KK itu. Rata-rata panjangnya mencapai 50 sampai 70 meter hingga mengitari lereng Gunung Tumpak Watu itu.
Kendati retakan terus membesar dan hampir setiap malam terdengar suara gemuruh di dalam tanah retak itu, akan tetapi penyebab keretakan belum diketahui dan masih misterius. Bahkan lubang dan retakan itu terus membesar hingga mencapai 50 sentimeter.
"Retaknya lereng Gunung Tumpak Watu pergerakan tercepatnya sekitar 4 hari terakahir. Meski awal mula retakan iatu terjadi sejak sebulan lalu. Membesar dan melebarnya retakan disertai suara gemuruh yang menunjukkan dibawah tanah retak ada rongganya yang dapat memicu tanah dan bebatuan berjatuhan," terang Suwitno (51) warga setempat kepada , Minggu (21/9/2014).
Lebih jauh, Suwitno menguraikan jika di sekitar lokasi ada satu Rukun Tetangga (RT) yang terancam menjadi korban jika retakan tanah berubah menjadi bencana alam tanah longsor. Warga yang tinggal dibawah dan samping perbukitan yang retak itu mencapai 30 KK.
"Kami heran, karena saat musim kemarau malah tanah retak-retak. Kami khawatir jika gerakan tanah tidak segera berhenti akan membuat kecemasan dan ketakutan warga. Apalagi, setiap malam warga sudah ketakutan jika bukit itu akan longsor.
Warga sudah mendengarkan gemuruh retakan tanah itu. Suaranaya makin besar saat berada di rumah Mbah Mirah, Soiman dan Sutris. Karena ketiga rumah ini persis berada di bawah lokasi retakan tanah itu," imbuhnya.
Kepala Desa Sawoo, Eko Heri Santoso mengaku pihaknya sudah melaporkan fenomena alam itu ke Pemkab Ponorogo. Selain itu, berkoordiansi dengan pihak Muspika Sawoo serata Perhutani. Alasannya, lahan yang retak-retak itu merupakan lahan milik Perhutani RPH Sawoo. "Kalau petak berapa saya tidak tahu lokasi retakan ini. Pihaknya berkoordinasi dengan berbagai pihak itu,  untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Apalagi, tanah terus bergerak dan retakannya terus membesar. Makanya kami juga laporkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Ponorogo," ucapnya.
Kekhawatiran warga, kata Eko bukan tak beralasan. Menurutnya, retakan tanah bakal terus membesar dan memicu longsor saat musim penghujan.
"Untuk sementara kami menghimbau warga agar waspada, berhati-hati dan siap siaga. Jika terjadi sesuatu, pihaknya meminta untuk segera melaporkan ke desa," paparnya.
Sementara Camat Sawoo, Bambang Widjayanto mengaku pihaknya sudah berkoordiansi dengan Pemkab Ponorogo mengenai fenomena alam tersebut. "Kami sudah laporkan ke Pemkab dan BPBD Ponorogo masalah itu. Hanya saja kami belum menemukan penyebab tanah retak. Kami terus menghimbau 30 KK warga setempat untuk waspada dan meminta agar jangan beraktivitas di bawah lokasi retakan tanah itu," pungkasnya.





Source from: surabaya[dot]tribunews[dot]com
Bagikan Berita :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Lensa Berita - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger