, PAMEKASAN – Sebuah mobil Suzuki Carry M 1773 B milik KH Hannan Tibyan, salah seorang pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ulum Banyuanyar, Kecamatan Palengaan, terbakar di areal ponpes itu, Rabu (10/9/2014), sekitar pukul 11.00.Akibat kejadian itu, mobil itu hangus tidak terselematkan dan tinggal kerangka. Sedang sopir mobil, Wail (18), santri di ponpes itu, berhasil menyelematkan diri, namun sebagian tubuhnya mengalami luka akibat sambaran api.Menurut sumber di lokasi kejadian, saat itu Wail baru pulang dari menjemput anak dari salah seorang pengelola Ponpes Darul Ulum di sebuah SDN di Pamekasan. Setelah mengantarkan anak itu, Wail berniat ke luar kembali menuju Pamekasan.Namun ketika baru melintas di halaman ponpes, tiba bensin di botol bekas minuman mineral di jok tengah itu jatuh dan tutupnya terlepas, sehingga bensinnya tumpah membasahi bagian bawah mobil lalu mengenai kabel yang terbuka lalu menimbulkan percikan api.Dalam waktu sekejab, apir berkobar membuat Wail mendadak menghentikan laju mobilnya. Saat itu Wail berusah menyelamatkan diri, namun sebagian tubuhnya tersulut api. Dan berselang tidak berapa lama, kobaran api itu makin tinggi dan menimbulkan ledakan hebat hingga mengakibatkan sejumlah santri dan pengurus ponpes kaget.Sejumlah santri berusaha memadamkan kobaran api dengan menyiramkan air yang diambil dari areal ponpes. Namun usaha memadamkan itu sia-sia, karena api terus berkobar hingga akhirnya api padam.Sedang Wail yang dirawat di Puskesmas Palengaan, belum bisa dimintai konfirmasinya. Sebab ketika sejumlah wartawan datang untuk melihat kondisinya, beberapa keluarga Wail dan pengurus ponpes melarang wartawan menemu Wail.Sementara satu unit mobil pemadam kebakaran milik Pemkab Pamekasan yang diterjunkan ke lokasi, dinilai sudah terlambat. Sebab, saat mobil PMK itu tiba, api sudah padam, sehingga petugas mobil PMK hanya melakukan pembasahan terhadap kerangka mobil.Hendriyanto (18), salah seorang santri mengatakan, selama ini kondisi mobil itu baik dan tidak mengalami gangguan. Bahkan, satu jam sebelum kejadian, ia berpapasan dengan mobil ke luar ponpes untuk menjemput anak kiai.“Kami tidak mengerti, untuk apa menyimpan bensin dalam mobil. Apakah untuk berjaga-jaga khawatir di tengah jalan kebahisan bensin atau karena ada keperluan lain,” kata Hendriyanto.
Source from: surabaya[dot]tribunews[dot]com
Post a Comment