Home » » Festival Kampung Cempluk Digelar Lagi

Festival Kampung Cempluk Digelar Lagi

Written By laso on Sunday, 21 September 2014 | 01:15




Festival Kampung Cempluk Digelar Lagi
Festival Kampung Cempluk Digelar Lagi






, MALANG-Warga Kampung Cempluk, di Kecamatan DAU, Kabupaten Malang menggelar festival mulai Minggu (21/09/2014) hingga lima hari mendatang. Mereka mengundang banyak seniman, mulai dari yang local hingga internasional. Padahal, mereka adalah warga kampung, yang kehidupannya pas-pasan.Seniman yang bakal tampil dalam kegiatan warga ini di antaranya adalah Leo Kristi, Paulo Rossi dari Italia, dan Gills Saisi dari Prancis. Dua nama terakhir ini merupakan musisi etnik kelas internasional yang seringkali singgah di Indonesia.Selain itu, juga masih ada beberapa nama artis lokal dan nasional yang turut memeriahkan tiga panggung pagelaran Festival Kesenian Cempluk di kampung yang beralamat di Jalan Dieng Atas, Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.“Pada tahun ini kami mengangkat tema: Sederhana yang bernilai,” kata Hanafi, koordinator acara dari Festival Cempluk saat ditemui di sela kesibukannya menyiapkan gelaran acara tersebut, Sabtu (20/9/2014) sore.Dijelaskan Hanafi, tema tersebut mereka pilih untuk menekankan kehidupan warga kampung yang selalu sederhana, dan tidak muluk-muluk dalam bermimpi, atau berbuat. Alasan yang lain, juga karena warga kampung juga identik dengan sederhana.Kenyataan kesederhaan itu juga tampak pada sehari jelang festival itu digelar. Saat menyambangi kampung yang lokasinya bersebelahan dengan perumahan elite, Istana Dieng, Sabtu sore.Ketika itu ratusan warga kampung tampak bergotong-royong untuk mempercantik lingkungannya. Sampah-sampah yang mengganggu pemandangan mereka bersihkan, mereka kumpulkan lalu dibakar.Sebagian orang lagi, tampak menghias rumah menggunakan daun ijuk, anyaman bamboo, lalu merangkainya dengan batang bamboo. Hiasan itu selanjutnya mereka pasang pada bagian depan rumah.Selain itu ada pula beberapa pemuda yang lagi sedang memainkan peralatan musik tradisional, seperti gendang, gong, atau gamelan. Suasana kampung 700 KK saat itu sangat sibuk menyiapkan gelaran kegiatan tahunan, Festival Kampung Cempluk. Festival ini sudah berlangsung sejak 2009 lalu.Tak lupa juga, mereka memasang sebuah lampu cempluk, yakni lampu yang apinya bersumber dari minyak, di bagian depan rumah. “Ini merupakan ciri dari Festival Kampung Cempluk dari tahun ke tahun,” imbuh Priyo Sunanto, sesepuh kampung tersebut.Kisah CemplukPriyo memaparkan kisah Kampung Cempluk berawal dari keterbatasan warga di era 90an. Saat itu kondisi warga kampung disini amat miskin, dan gelap gulita karena tak ada penerangan listrik. Kondisi ini kontras dengan kehidupan di kampung sekitar yang telah maju, dan sudah dialiri listrik.“Kami tidak tahu apa alasan PLN tidak mau menyambung listrik di sini,” kata pria paruh baya ini.Kondisi ini, kata pria yang juga menjabat sebagai ketua Komunitas Kampung Cempluk berlangsung bertahun-tahun. Sampai akhirnya, karang taruna dari RW 1 dan RW 2 menggelar festival seni di kampung itu. Tujuan festival itu untuk mengenalkan kampung cempluk ke pemerintah dan masyarakat sekitar, sehingga keberadaan warga diperhatikan.“Di tahun 90an harga tanah di sini hanya setengahnya harga rokok. Anda bisa bayangkan betapa terpinggirkan kami meski berada dekat kota,” kata Priyo.Festival itu rupanya bersambut. Ribuan pengunjung datang ke festival yang dihelat selama sepekan. Ekonomi warga pun mendadak berubah. Warga yang semula apatis terhadap sekitar kini semakin percaya diri.“Mereka seperti ketagihan. Begitu mendengar festival ini bakal digelar lagi mereka langsung membuka warung, padahal tidak kami beri modal. Mungkin mereka tahu keuntungan dari festival ini sangat besar,” ungkap Priyo.Nilai tambah yang lain, disampaikan Priyo adalah psikologis warga. Kata Priyo, warga kini ramah dengan warga asing.Dengan keramahan inilah Festival Kampung Cempluk semakin dikenal banyak orang, bahkan festival ini juga akan disiarkan oleh Kompas TV karena keramahan, dan keunikan warga kampung itu.





Source from: surabaya[dot]tribunews[dot]com
Bagikan Berita :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Lensa Berita - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger