, SURABAYA – Setelah memeriksa puluhan pengelola SPBU dari berbagai daerah di Jawa Timur dan petugas UPTD Metrologi, penyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jatim berencana meminta keterangan pejabat Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) Provinsi Jawa Timur.
Keterangan dari pejabat Disperindag itu untuk melengkapi proses penyelidikan terkait dugaan manipulasi takaran di 125 SPBU di Jawa Timur, khususnya permainan takaran ketika terjadi panic buying saat ada pembatasan penjualan BBM bersubsidi beberapa waktu lalu.
Kasi Penyidikan Pidana Khusus Kejati Jatim, Muhammad Rohmadi menyampaikan, saat ini pihaknya sedang melakukan evaluasi terkait hasil pemeriksaan terhadap puluhan pengelola SPBU dan beberapa pegawai UPTD Metrologi yang sudah dilakukan.
”Jika dirasa perlu ada pemeriksaan terhadap saksi lain dalam penyelidikan ini, tentu akan kami lakukan. Tidak menutup kemungkinan, pemeriksaan selanjutnya adalah dari pihak Disperindag atau dari pihak-pihak lain yang berkaitan dengan persoalan ini,” jawab Rohmadi.
Ditanya tentang hasil pemeriksaan terhadap puluhan pengelola SPBU dan pegawai UPTD Metrologi, Rohmadi enggan membeberkan dengan alasan masih dalam proses penyelidikan. Yang jelas, pihaknya mengaku masih mengevaluasi hasil pengumpulan data (Puldata) dan hasil pengumpulan bahan keterangan (Pulbaket) yang telah dilakukan.
Biasa jadi, masih ada beberapa orang lagi yang bakal dimintai keterangan sebagai saksi dalam penyelidikan ini. Atau, bisa juga dirasa sudah cukup, dan penanganan perkara akan dinaikkan statusnya menjadi Penyidikan.
Selain rencana memeriksa saksi lain, penyidik juga bakal memeriksa tera atau takaran di SPBU-SPBU yang diduga bermasalah itu secara langsung untuk menguatkan penyelidikan. Namun, lagi-lagi rencana itupun belum bisa dipastikan. Menunggu hasil evaluasi. ”Kalau dirasa perlu, akan kami lakukan,” imbuhnya.
Source from: surabaya[dot]tribunews[dot]com
Post a Comment