![]() |
Sua sang Proklamator |
Oleh : Ujang Sarwono Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru Bahasa Indonesia di Universitas Negeri Malangujangsarwono@yahoo.co.id
BARANG siapa ingin mutiara harus berani terjun ke lautan yang dalam. Begitu kalimat yang pernah diucapkan Presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno. Presiden yang merakyat, berpengaruh, cerdas, dan berwibawa. Kesan seperti itulah yang tergambar dari sosok Bung Karno ketika mengunjungi rumahnya yang berada di Blitar, Jawa Timur.
Memasuki area rumah yang pernah dijadikan tempat tinggal Bung Karno dan orangtuanya sewaktu di Blitar itu pengunjung akan disambut patung Bung Karno berwarna putih yang berdiri tepat di depan rumah. Di bawah patung terdapat tulisan berejaan lama, Bung Karno lebih mentjintai rakjatnja daripada dirinja.
Tulisan ini menjadi kenangan yang menggambarkan kedekatan sekaligus kepedulian Bung Karno kepada rakyat Indonesia. Berada di samping patung terdapat gong perdamaian atau World Peace Gong yang memuat gambar bendera negara seluruh dunia. Keberadaan gong perdamaian ini menggambarkan betapa Bung Karno dan Indonesia begitu berpengaruh di dunia internasional. Selain keberadaan gong perdamaian seolah mengajak seluruh bangsa di dunia untuk menjunjung tinggi perdamaian.
Semakin masuk ke dalam rumah sang proklamator pengunjung diajak menghayati perjuangan Bung Karno sekaligus dituntun untuk mengagumi ratusan barang-barang yang menggambarkan kecerdasan Bung Karno. Mulai dari foto, lukisan, piagam, tongkat komando yang sering digunakan Bung Karno, mesin ketik, sepeda, hingga mobil produksi Jerman yang pernah digunakan Bung Karno ketika di Blitar.
“Silakan, foto-foto juga boleh”, ujar penjaga rumah Bung Karno. Meski rumah sudah tua, namun perawatan yang baik membuat rumah terlihat selalu bersih. Masih di ruang tengah bisa dilihat tempat tidur orangtua Bung Karno yang selanjutnya dijadikan tempat tidur Bung Karno setelah orangtua beliau wafat. Memasuki kamar tersebut pengunjung seolah dapat merasakan kehadiran Bung Karno lewat puluhan foto dan barang-barang yang terpajang di kamar.
Puas menjelajahi ruang tengah, kami melanjutkan menuju ruangan belakang. Meskin letaknya di belakang, namun nuansa sejarah kebesaran Bung Karno tetap kental dirasakan. Ruang makan, dapur, dan garasi yang menyimpan benda-benda bersejarah rapi terdokumentasi di sana. Termasuk sepeda dan mobil Bung Karno pun disimpan rapi di tempat ini.
Source from: surabaya[dot]tribunews[dot]com
Post a Comment